Sahabat Potensi. Sebelum mengenal lebih jauh tentang mutu beton readymix, kita akan lebih dahulu mengenal beton. Apa sebenarnya beton cor itu? Ya, beton ialah salah satu material bangunan yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan konstruksi.
Pembuatannya ialah, dengan menggunakan berbagai material, seperti ; agregat kasar, atau kita kenal dengan kerikil. Agregat halus atau pasir, semen sebagai bahan perekat beton cor, serta air untuk proses pencampuran semua material.
Sedangkan beton readymix sendiri ialah sebuah beton cor yang telah di campur atau diaduk dengan rangkaian proses tertentu. Formulasinya hampir sama dengan beton cor lainnya.
Yang membedakan ialah proses pembuatannya yang tida dilakukan di lokasi proyek langsung. Melainkan, di batching plant hingga menjadi beton cor siap tuang. Kemudian, beton ini baru bisa disajikan pada area konstruksi yang dituju.
Jadi, bisa disimpulkan, bahwa keistimewaan beton readymix ini. Ialah pada proses dan lokasi pembuatannya. Yang membuatnya konsisten dalam pengadukan dan pengawasan mutu.
Kenapa kualitas bisa dipengaruhi dari proses ini? Ya, karena proses mixing, pada adukan beton cor ini, dilakukan oleh mereka yang memiliki keahlian khusus. Sehingga menghasilkan beton berkualitas tinggi.
Proses pembuatan beton cor bermutu ini di sebut dengan mix desain, formulator yang menentukan kekuatan beton yang diproduksi.
Dalam proses ini dikenal juga istilah admixtur. Merupakan zat tambahan khusus, yang ditambahkan dalam proses mixing. Selain material baku lain yakni kerikil, pasir, semen, dan juga air.
Selanjutnya, penggunaan beton readymix sendiri bisa digolongkan menjadi beberapa, yakni non struktural dan juga struktural, serta beton prategang.
Mengenal Mutu Beton Readymix
Pada pembahasan di atas, sudah kita ketahui sebenarnya apa mutu beton cor dan beton readymix itu. Semuanya di klasifikasikan berdasarkan kekuatan tekan dan juga luas bidang konstruksi yang dibutuhkan.
Selanjutnya, kita akan mengenal lebih jauh tentang mutu beton. Dalam hal ini, ada istilah fc’.
Fc’ ialah sebuah istilah yang digunakan untuk menyatakan kekuatan tekan minimum. Angka kekuatan ini ialah 25 Mpa (1 Mpa sama dengan 10 Kg/cm2) untuk beton cor yang umurnya 28 hari.
Silinder beton yang dipakai ialah 15 cm dengan tinggi 30 cm. Semuanya merujuk pada standar yang sudah ada unutk konstruksi yang baik, yakni berdasarkan SNI 03-2847-2002.
Klasifikasi Beton Cor yang Didasarkan Pada Mutu
Mutu beton cor bisa menentukan klasifikasi dari beton cor itu sendiri. Secara umum, klasifikasinya ada 2, yakni:
Beton Cor Non Struktural
Jenis beton cor yang satu ini merupakan beton yang dipakai untuk pengecoran. Di dalamnya tidak mengandung unsur struktural seperti besi yang digunakan sebagai bahan penulangan pada cor.
Pada beton cor non struktural, mutunya termasuk beton kelas I yakni: K-BO, K150, K125, dan beberapa mutu beton lainnya.
Beton Cor Struktural
Jenis beton cor ini merupakan jenis beton yang memilki unsur penulangan besi. Maka tak heran jika pengerjaannya ada kaitan dengan pembesian.
Selain itu, pengerjaan ini juga sering ada hubungannya dengan pengerjaan struktur baja, finishing beton, pondasi dengan beton, dan juga bekitsing beton.
Dapat dikatakan pula bahwa beton cor struktural disebut dengan beton cor kelas II. Klasifikasinya ialah: K-225, K250, K270.
Demikianlah klasifikasi beton cor berdasarkan mutunya. Semua kebutuhannya tergantung dari jenis proyek yang ada. Tidak bisa dikatakan bahwa jenis beton yang satu lebih baik dari beotn yang lain.
Yang membedakan ialah kebutuhan beton untuk struktural sendiri. Karena material danperbandingannya menyesuaikan dengan kebutuhan.